Selesai baca twitku? Apa yang ada dalam pikiranmu?
Kalau kamu berharap ada suatu kisah mengharukan yang
dianalogikan dengan hidup, maka silahkan kecewa sekarang juga karena cerita ini
sama sekali tidak menarik. Lalu kenapa ditulis? Karena aku sedang nganggur dan
menunggu ngantuk.
Kids, dari sekarang aku perlu menyampaikan bahwa suatu saat
nanti kita semua yang kuliah bakal menghadapi kegalauan tentang skripsi. Tapi
ada satu hal yang ingin aku tekankan. Kids, segalau apapun kamu, jangan pernah
bikin perjanjian aneh-aneh, baik terhadap dirimu maupun terhadap siapapun itu. True story.
And everytime I wrote
“true story”, I meant it. Literally.
Dulu saat semester enam, aku dan temanku mengalami kegalauan
besar gara-gara skripsi. Saat itu kami luntang-lantung nggak jelas memikirkan
nasib skripsi kami di sebuah gazebo kampus yang dikelilingi oleh kolam ikan.
Kami termenung, saling menumpahkan uneg-uneg tentang skripsi, namun tidak
berusaha mencari penyelesaian. Kami mengalihkan perhatian kami dan melihat ikan-ikan
di sekitar kami berenang bahagia seolah mengejek kami, “hei, kami ikan nggak
perlu skripsi lho!”
Kids, terkadang stres dan galau karena skripsi bisa
membuatmu berhalusinasi, karena itu jangan pernah percaya pada apa yang muncul
di pikiranmu saat galau. Karena saat itu yang aku dan temanku pikirkan hanya
satu; memancing ikan-ikan yang ‘mengejek’ kami saat itu dan menggorengnya suatu
hari nanti sebelum kami benar-benar lulus dan meninggalkan kampus.
You got the point?
Kami membuat perjanjian untuk memancing ikan di kolam kampus.
Lalu waktu berlalu cukup lama, kids, dan berbagai upacara
kelulusan telah kami lewati. Yudisium, sumpah, dan akhirnya H-1 wisuda. Itu
berarti waktuku untuk berada di kampus sudah hampir habis. Dan janji itu belum
terpenuhi. Karena merasa tidak ada waktu lagi, maka tepat H-1 wisuda yaitu kemarin,
pagi hari, aku dan temanku datang ke kampus membawa...ehm, jala.
Iya, jala. Kecil kok, muat dimasukin ke tas.
Jam 9 pagi. Saat itu kampus belum terlalu rame. Kami sudah
siap di gazebo membawa jala kecil di pinggir kolam. Kami sempat khawatir bakal
ditegur sama tukang kebun atau tukang lainnya yang seliweran. Tapi tiap mereka
melihat kami paling mereka cuma tanya, “Ngapain?” dan kami jawab, “Nyoba
ngambil ikan” dan akan ditanggapi oleh mereka, “Oh. Ati-ati ya.” Mungkin mereka
tau niat kami baik; cuma mau nyoba menjala ikan dan mengembalikannya lagi saat
sudah ketangkep. Ya, dan memang itu tujuannya. Kami sudah nggak terpikir untuk
menggorengnya. Lagian buat apa?
Kolam kampus ini punya banyak sekali ikan, kids. Tapi yang
tidak kalian ketahui adalah ikan-ikan ini sebenarnya makhluk yang cerdas.
Mereka bisa menyadari bahaya yang datang. Buktinya begitu aku dan temanku
mendekat, ikan-ikan ini akan langsung berenang menjauh. Bahkan setelah beberapa
lama, ikan-ikan ini akan langsung menjauh begitu tau kami berdiri dari kursi
yang jaraknya beberapa meter dari kolam. Ckckck.
Tentu saja banyak ikan di kolam tidak menjamin kamu akan
dengan mudah mendapatkan mereka, kids. Banyak faktor yang berperan dalam mengambil
ikan, beberapa di antaranya adalah panjang jala, strategi yang matang, dan
tentunya mental yang kuat karena kami sempat diliatin sama adik kelas. Lucky they didn’t recognize us as their
seniors who already become doctors.
Setelah perjuangan menangkap ikan selama lebih kurang 45
menit kami pun menyerah. Tidak, kids, 45 menit bukan waktu yang singkat.
Silahkan bayangkan sendiri kalau kalian jadi aku dan temanku, dua orang cewek
di pinggir kolam bawa jala kecil berusaha menangkap ikan dan diliatin adik
kelas plus diketawain tukang yang lewat. Bisa dibayangkan kan? Oke, 45 menit
serasa 45 jam.
In the end, we didn’t
get any fish at all. Mungkin Tuhan tau kalau salah satu dari ikan itu
sempat tertangkap maka akan berdampak besar pada psikologisnya suatu hari nanti
karena bisa jadi ia akan diejek teman-temannya, “Bego banget sih kamu, masa
jala kecil gitu aja bisa ketangkep”.
Mungkin, kids, mungkin. Tidak ada salahnya kita berbaik
sangka.
Karena itu, kids, jangan pernah percaya dengan ungkapan
“tenang, masih banyak ikan di laut”. Ingat, kids, banyak ikan bukan berarti
kamu pasti bisa menangkap salah satu dari mereka. Mungkin bisa, tapi tidak
dalam waktu 45 menit.
Sekian dan selamat atas kelulusannya.